Selamat datang di blog rumah Payet Erna.
Saya mem-payet sejak tahun 2005 alias sejak saya kuliah. Engga tau darimana hobi ini tiba tiba saya tekuni, berawal dari ketertarikan saya memakai baju kebaya dan bagi saya menghias kebaya dengan payet agar terlihat indah menjadi wajib hukumnya.
Untuk yang ingin menekuni hobi payet, mungkin ulasan dibawah ini cukup menarik untuk disimak. Cekidot ..!
Seni Payet
Seni Payet
merupakan seni yang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran serta rasa seni yang
cukup & bagi yang ingin memulai membuat seni payet ini ku sarankan untuk
mempersiapkan peralatan-peralatannya dulu seperti jarum khusus payet, payet
batang atau piringan, benang, dan kain sebagi medianya.
Payet dapat jg dipadu padankan
dengan seni bordir atau seni sulam benang dan pita. Penggunaan payet bisa
diletakkan pada busana pesta atau busana semi formal sehingga para pemakaian
terlihat lebih cantik dan elegan. Bahkan sesuai perkembangan mode di Indonesia payet
dapat kita temukan dalam pakaian sehari-hari tapi disesuaikan motif yang agak
sederhana.
Macam-macam payet yang sering
digunakan antara lain:
1. Pasir yaitu payet yang
bentuknya bulat kecil.
2. Batang yaitu payet yang
berbentuk silinder. Panjangnya bervariasi : batang panjang, sedang dan pendek.
3. Piring yaitu piring datar dan
mangkuk.
4. Manik-manik yaitu Jenis payet
ini memiliki bentuk dan ukuran yang macam-macam, tinggal kita pilih sesuai
dengan kebutuhan saja.
Berdasarkan Negara yang
memproduksinya, payet juga dibagi 2 yaitu payet jepang dan payet taiwan. Berikut
perbedaannya:
Payet Jepang:
1. Warnanya bagus dan mengkilap
(bling2) kalau terkena cahaya. Warna juga awet walaupun sering dicuci atau
terkena setrikaan.
2. Kualitas payet bagus terlihat
dari bentuk payet yang selalu sama antara satu dengan yang lain, dan hampir
semua payet bisa digunakan.
3. Proses pemasangan payet jauh lebih
mudah, karena tidak perlu menyortir payet terlebih dahulu sebelum digunakan.
4. Harganya lebih mahal dari
payet Taiwan.
Payet Taiwan:
1. Warna tidak mengkilap, dan
tidak tahan lama jika sering dicuci ataupun terkena setrikaan.
2. Kualitasnya kurang bagus,
terlihat dari bentuk payet yang tidak selalu sama. Ditambah dengan ukuran
lubang payet yang tidak selalu sama,
kadang besar dan kadang kecil.
Sehingga banyak payet yang terbuang, karena tidak bisa digunakan.
3. Diperlukan waktu untuk
menyortir payet terlebih dahulu sebelum digunakan, sehingga menyebabkan proses
pemasangan payet menjadi lebih
lama.
4. Harganya jauh lebih murah
dibangsingkan dengan payet jepang.
Tetapi untuk kualitas saya lebih menyarankan untuk menggunakan payet
jepang.
Berdasarkan pengalaman saya, memayet sebuah baju (khususnya
kebaya pengantin) akan menghabiskan waktu yang jauh lebih lama
dibandingkan dengan menjahit kebaya itu sendiri, jadi tau dong kenapa
kebaya pengantin yang full payet itu mahal harganya ;-)
Untuk lebih jelasnya anda bisa melihat buku karya Rosita Jafaar tsb. Di buku itu banyak sekali model dan jenis payet lengkap dengan gambarnya, cuma aku tidak yakin kalau di pasaran tersedia semua jenis payet tersebut.
Untuk pemula contoh sederhana payet sebagai berikut :
Setelah nya, dapat menambah ornamen yang lain seperti berikut :
Terimakasih telah membaca ...
Untuk konsultasi dapat mengirim email ke : materna.magdalena@gmail com.